Category Archives: Idioms

Admiring Heaven and Earth/Mengagumi Bumi dan Langit

The heaven and earth’s beauty, actually has always been beside, only whether do you see it or not, whether do you have the heart to or not (Narrator, Zhu Xian, Chapter 182)

Keindahan Bumi dan Langit; sebenarnya selalu berdampingan, [masalahnya] hanya apakah kau [bisa] melihatnya atau tidak, apakah hatimu bisa merasakannya atau tidak (Narator, Zhu Xian, Bab 182)

Meaning: Heaven and Earth, along with all its beauties (and lessons derived from it), is always there for you to see, admire and learn from. However, people often couldn’t see beyond the physical and waste all the good things from it

Arti: Bumi dan langit dan segala keindahannya (dan pelajaran yang bisa diambil darinya) selalu ada untuk kau lihat, kagumi dan pelajari. Namun, orang seringkali tidak bisa elihat di balik hal yang fisik dan mensia-siakan segala hal yang baik dari alam.

Future is to be Shaped/Masa Depan Untuk Dibentuk

来者可追, laizhekezhui – idiom

lit. what is to come can still be overtaken; fig. the future can still be shaped

harfiah: yang di depan kita masih bisa dilewati; kiasan: masa depan masih bisa diubah

Future is always an uncertainty. We must not becomplacent nor must we be in despair because of it. One must always strive for the best outcome for it is uncertain

Masa depan adalah sebuah ketidakpastian. Kita tidak Boleh terlena atau putus asa karenanya. Setiap orang harus selalu berusaha mendapatkan hasil yang terbaik karena itu adalah hal yang masih belum pasti

Idiom: Reckless Act

破罐破摔, poguanposhuai – idiom, lit. to smash a pot to pieces just because it’s cracked; fig. to act recklessly out of hopelessness

arti harfiah: menghancurkan pot hingga berkeping-keping hanya karena retakan; arti kiasan: bertindak sembarangan karena keputusasaan

This idiom reflects on when we are acting recklessly and in despair just because of a small flaw. As a human, we make mistake, but it is also up to us to repair the mistakes. Life is like a clay pot, whilst in making (as long as we still live), we can always mend the cracks. Thus, instead of smashing it, why not mending it?

Idiom ini merefleksikan saat kita bertindak sembarangan dan putus asa hanya karena kesalahan kecil. Sebagai manusia, kita pasti membuat kesalahan, namun tergantung pada diri kita juga untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Hidup itu seperti pot tanah liat, selama masih dibuat (selama kita masih hidup), kita akan selalu bisa memperbaiki retakan yang ada. Jadi, daripada menghancurkannya, kenapa tidak memperbaikinya?

Enjoyment of Life!/Nikmatnya Kehidupan!

心旷神怡, xinkuangshenyi (heart untroubled, spirit pleased/hati yang lepas, jiwa yang gembira)

This idiom refers to a condition where we are in a merry condition. It is wise to take enjoyment at times, of course without losing the objective or goals we have made. Make sure you have these moments, friends!

Idiom ini mengacu pada kondisi di mana kita bergembira. Penting bagi kita untuk menikmati sesuatu sesekali, tentu saja tanpa melupakan tujuan atau sasaran yang telah kita buat. Pastikan kalian memiliki saat-saat seperti ini, teman-teman!

Passing the Judgement/Menghakimi

盖棺论定, gaiguanlunding (don’t pass judgment on a person’s life until the lid is on the coffin/Jangan memberi penilaian akan kehidupan seseorang hingga peti matinya tertutup)

This idiom advises us to not pass the judgement on someone based on some half-baked observation. One must see from the beginning to the end to present a fair judgement! Of course, it is also applicable to other cases, such as passing judgement on a matter with knowing only half the fact and so on…

Idiom ini menasehati kita untuk tidak menghakimi kehidupan seseorang berdasarkan pengamatn yang setengah-setengah. Orang harus melihat dari awal hingga akhirnya untuk bisa memberikan penilaian yang adil! Tentu saja, ini juga bisa diaplikasikan pada hal lain, seperti menghakimi mengenai suatu hal walau hanya mengetahui setengah faktanya, dan juga contoh lainnya…

Be wise people! Jadilah Bijak!

The Master and Disciple/Guru dan Murid

师傅领进门,修行在个人 Shī fu lǐng jìn mén, xiū xíng zài gè rén (Teachers open the door. The students enter by themselves/Guru membuka pintu, terserah pada muridnya untuk memasukinya sendiri)

This idiom describes that even though a teacher can help in the process of learning (or in wuxia/xianxia cases, proces of cultivation), it is up to the students to strive and achieve success

Idiom ini menggambarkan bahwa walaupun seorang guru bisa membantu dalam proses pembelajaran (atau dalam kasus wuxia/xianxia, proses latihan), terserah pada si murid sendiri untuk berusaha sebaik-baiknya dan meraih kesuksesan)

The Mantis, The Cicada and the Oriole/Belalang, Jangkrik dan Kepodang

螳螂捕蟬, 麻雀在后 táng láng bǔ chán má què zài hòu (Mantis stalks the cicada, unaware of the oriole behind/Belalang mengintai si jangkrik, tak sadar akan kepodang mengintai di belakangnya)

This idiom describes the situation where a person is scheming/aiming for something without realizing that someone else is vying to take an advantage of his/her effort. Derived from the book of Zhuang Zi

Idiom ini menggambarkan situasi di mana seseorang membuat rencana/mengincar suatu hal tanpa menyadari bahwa ada orang lain yang mengintai untuk mengambil keuntungan dari usahanya. Diambil dari kitab Zhuang Zi